DJKN Serahkan Aset Rp3,048 Triliun ke PPA


Direktur Jenderal Kekayaan Negara (KN), Hadiyanto, atas nama Menkeu secara resmi menyerahkan pengelolaan aset eks BPPN senilai Rp3,048 Triliun kepada PT. Perusahaan Pengelola Aset (PPA), yang diterima oleh Dirut PT. PPA Boyke Wibowo Mukiyat dalam acara penandatanganan Perjanjian Pengelolaan Aset yang dilakukan hari ini (Selasa, 11/5) di Kantor Pusat DJKN, Gedung Syafrudin Prawiranegara Lt. 10, Jakarta.

Aset yang diserahkan berjumlah 14 buah dengan nilai total sebesar Rp Rp3,048 Triliun. Aset tersebut terdiri dari aset saham bank sebanyak 3 buah dengan nilai sebesar Rp12,54 Miliar,  aset saham non bank 5 buah dengan nilai Rp169,87 Miliar, aset kredit/hak tagih 4 buah dengan nilai Rp628,83 Miliar dan aset saham dan kredit  2 buah dengan nilai Rp2,24 Triliun.

Aset-aset tersebut akan dikelola PT. PPA dengan cara penjualan, pemanfaatan, penyewaan, restrukturisasi dan/atau revitalisasi, dengan mempertimbangkan karakteristik aset yang dikelola, proyeksi hasil pengelolaan aset, dan proyeksi penerimaan negara. Ditargetkan pengelolaan aset selesai pertengahan Agustus 2010, kecuali beberapa aset yang ditarget selesai akhir tahun ini.

Dalam sambutannya Dirjen KN, Hadiyanto, mengharapkan PT. PPA untuk dapat menyelesaikan pengelolaan aset ini secepat-cepatnya dan perjanjian ini adalah perjanjian yang terakhir, sehingga diharapkan selesai seluruhnya tahun ini.

sumber : klik disini

Direktur Bank Dunia Sudah Tunduk ke Sri Mulyani


Setelah memperoleh kepastian untuk menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia, Menteri Keuangan Sri Mulyani terlihat sedikit “menyombongkan” diri di depan Country Director Bank Dunia Joachim von Amsberg.

Tentu saja hal tersebut disampaikannya dengan nada bercanda saat memberikan sambutan usai peresmian PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) di Aula Mezzanine, Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (11/5/2010).

“Tidak apa saya pidato sedikit mengarahkan, karena Joachim sudah melihat saya sebagai bos,” ujarnya diikuti tawa para hadirin.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah duta besar dan perwakilan dari Temasek Foundation dan Singapore Coorporation Enterprise (SCG). Dalam kesempatan tersebut dia menyatakan bahwa memang benar bahwa untuk membangun infrastruktur itu pemerintah tidak bisa sendiri. Dan untuk mendukung jabatan barunya tersebut, dirinya menilai semua yang ada di Indonesia sebagai aset pendukungnya.

“Semua yang ada di Indonesia itu aset bagi saya untuk mendukung saya di Bank Dunia. Tujuannya agar kondisi sekarang lebih maju untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga meminta maaf karena dalam acara peresmian yang semestinya dilakukan pada pukul 17.00 WIB harus mundur karena dirinya terlambat hadir karena sebelumnya dia harus menghadiri Rapat Kabinet di Istana Negara sejak pukul 14.00 WIB tadi.

“Saya minta maaf terlambat, tadi ada rapat kabinet yang membicarakan bagaimana dukungan pendanaan untuk program-program sampai 2014,” tandasnya.

sumber : klik disini