Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso kemarin di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, belum lama ini.
“Itu yang terjadi di lapangan. Untuk itu, kami sekali lagi sangat mengimbau masyarakat luas, kalau mencium bau elpiji yang baunya khas, jangan sekali-sekali menyalakan api, baik itu kompornya sendiri atau merokok di ruangan yang penuh dengan gas, saklar listrik, maupun kompor minyak tanah,” imbau Toharso.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian tim di lapangan ditemukan bahwa masyarakat pengguna gas elpiji ternyata di saat bersamaan masih ada juga yang menggunakan kompor minyak tanah.
Sebagai langkah pencegahan terjadinya kebakaran, lanjutnya, segeralah angkat tabung gas tersebut ke luar, lalu dicek. Cara pengecekannya pun mudah, yaitu menggunakan air sabun, lalu air tersebut ditempelkan ke sambungan las atau ujung kuningan.
“Kalau tabung meragukan, segera hubungi tempat membeli. Setiap beli tabung elpiji harus diketahui di agen mana dan catat nomor teleponnya. Atau ke call center Pertamina 500000,” sarannya.
Toharso menyebutkan selama 2008 telah terjadi 27 insiden kebocoran gas elpiji, 2009 ada sembilan insiden, dan 2010 hingga April terdapat enam insiden.
Toharso mengatakan Pertamina sudah mempunyai satuan petugas (Satgas) elpiji Pertamina yang dibentuk Pertamina dan lintas direktorat. Satgas tersebut ada di bagian gas domestik pemasaran, bagian HSE atau keselamatan kesehatan lindungan lingkungan.
sumber : klik disini