Haruskah Aku Pergi Lebih Jauh Lagi?
Suatu malam, istri Nashruddin berkata kepadanya, “Menjauhlah sedikit dariku.”
Dengan cepat Nashruddin mengambil sepatunya dan berjalan menempuh jarak perjalanan selama dua jam. Ketika menjumpai seseorang, dia berkata kepadanya,”Jika engkau berjumpa dengan istriku, sampaikan padanya, haruskah aku pergi lebih jauh lagi?”
Andai Dia Mencuri Sesuatu
Seorang pencuri masuk ke rumah Nashruddin. Istrinya berkata kepadanya dengan ketakutan, “Bukankah engkau melihat seorang pencuri yang sedang mengitari rumah ini?”
Nashruddin menjawab dengan tenang, “Janganlah engkau tergesa-gesa menuduhkan sesuatu kepadanya. Seandainya dia mencuri sesuatu, maka dengan mudah aku akan merebutnya.”
Di Malam Bulan Purnama
Saat malam purnama, Nashruddin memandangi sebuah taman miliknya. Dia lalu berkhayal, seakan-akan ada sesosok bangkai yang tergeletak di situ. Nashruddin kemudian membangunkan istrinya dan berkata kepadanya, “Cepat! ambilkan busur dan panah itu.”
Istri Nashruddin melaksanakan perintah itu dan dia sendiri kemudian memanah bangkai itu hingga terkena bagian perutnya. Hati Nashruddin menjadi tenang dan dia kembali ke tempat tidurnya.
Pagi harinya, Nashruddin pergi ke taman miliknya itu untuk mencari bangkai yang telah dipanah semalam, namun dia tidak mendapatkannya. Dia hanya melihat sebuah jubah tebal yang koyak di bagian pusarnya. Nashruddin langsung bersyukur kepada Allah dan bersujud.
Istrinya berkata padanya, “Apa gerangan yang terjadi sehingga engkau sujud begitu khusuk?” Nashruddin menjawab, “Dasar perempuan bodoh, engkau tidak melihat bahwa panah itu tepat mengenai pusarnya dan mengoyaknya. Andai aku mengenakannya, tentu engkau tahu apa yang akan terjadi; aku akan terluka dan matui!” Nashruddin lalu menunduk dan memegang perutnya dengan kedua tangannya sembari mengucapkan hamdallah.
Keributan Hilang, Mantel pun Melayang
Suatu saat, di tengah malam, Nashruddin mendengar suara ribut di depan rumahnya; dia ingin mengetahui penyebab keributan itu. Namun istri Nashruddin melarangnya dan berkata kepadanya, “Tetaplah engkau di tempat tidurmu dan jangan keluar malam-malam seperti ini.” Nashruddin tidak peduli pada omongan istrinya. Dia lalu keluar sembari meraih mantelnya untuk menutupi tubuhnya.
Saat sedang berjalan di antara kerumunan orang untuk mengetahui sumber keributan, seseorang yang tidak dikenal mendekati Nashruddin dan menarik mantelnya serta membawanya kabur dan menghilang di kegelapan. Nahsruddin menoleh ke kanan dan ke kiri, namun dia tidak melihat seorang pun karena malam itu memang gelap sekali. Pada saat itulah orang-orang mulai membubarkan diri, sehingga tak seorang pun tinggal di sekitar situ.
Dalam kesunyian seperti itu, Nashruddin merasakan udara yang sangat dingin sekali. Dengan tubuh menggigil, dia pulang ke rumah. Di depan pintu, di disambut istrinya dan menanyakan tentang sumber keributan itu. Nashruddin pun menjawab, “Begitu mantelku melayang, keributan pun hilang.”
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.