DJKN Raih Rekor MURI


Selamat, Rekor Tak Tertandingi

Kerja keras seluruh jajaran Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dalam melakukan inventarisasi dan penilaian Barang Milik Negara (BMN) mendapat apresiasi dari berbagai pihak, baik dari internal maupun dari ekternal Kementerian Keuangan. Pengakuan terakhir datang dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Bersamaan acara Rapat Pimpinan DJKN tanggal 22 Juni 2010 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Jaya Suprana sebagai pendiri dan Direktur MURI menyerahkan piagam rekor MURI kepada DJKN. Rekor yang diraih DJKN adalah “Unit Organisasi Pertama Yang Berhasil Melakukan Penilaian Menentukan Nilai Wajar Barang Milik Negara (BMN) Di 22.619 Satuan Kerja Di Indonesia Dalam Kurun Waktu 2 Tahun 8 Bulan”.

Dalam kesempatan ini, Jaya Suprana menyatakan keterharuan dan kekagumannya atas prestasi yang diraih DJKN. “Kami kagum sekali karena prestasi ini benar-benar luar biasa. DJKN adalah satu-satunya lembaga yang dapat menyelesaikan pekerjaan yang berat ini dalam tempo 2 tahun 8 bulan,” katanya. Jaya Suprana juga menyatakan kebanggaan dan terima kasihnya kepada seluruh staf DJKN karena telah mempersembahkan kepada bangsa Indonesia jumlah kekayaan negara yang sangat besar ini.

Penghargaan ini memang layak diberikan kepada DJKN, karena sejak Agustus 2007 hingga 31 Maret 2010, DJKN telah dilakukan inventarisasi BMN terhadap 22.619 satuan kerja (satker) dari total 22.947 satker (98,4%) pada 74 K/L di seluruh Indonesia. Sebagai hasilnya, terjadi peningkatan nilai aset tetap pemerintah pusat sebesar Rp409.274.152.965.644,00 dari nilai perolehan sebesar Rp363.735.295.478.025,00 menjadi Rp773.009.448.443.669,00 atau meningkat nilainya sebesar 112%.

Selamat kepada seluruh jajaran DJKN. Pertahankan prestasi dan terus berkarya!

sumber : www.kpknljember.djkn.or.id

Chrome Mungkinkan Baca PDF Langsung dari Browser


Google Chrome

Raksasa Internet Google telah merilis sebuah plug-in baru PDF untuk Windows dan Mac di browser besutan mereka, Chrome.

Perusahan tersebut mengatakan melalui blognya, bahwa plug-in PDF, sudah tersedia tools Chrome. Dengan fitur plug ini, pengguna akan meningkatkan kemampuan untuk melihat file PDF di internet.

Update ini akan memungkinkan untuk membuka file PDF di browser dengan kecepatan yang sama seperti laman web menggunakan. Selain itu Google akan menambah fungsi dasar PDF termasuk zoom dan pencarian dokumen-dokumen.

Dilansir melalui Reuters, Rabu (23/6/2010), Google juga mengatakan bahwa plug-in akan memungkinkan dokumen PDF akan dibuka dalam sistem keamanan ‘sandbox’ mirip dengan yang digunakan oleh browser Chrome, yang berguna meningkatkan perlindungan pengguna. Pembaruan akan dirilis Chrome ke pengguna secara otomatis.

Google juga menegaskan bahwa perusahaan itu bekerja sama dengan tim Adobe Reader untuk membuat Chrome web browser mampu mendukung media yang kaya dokumen PDF yang mengandung konten Flash.

BPS Temukan 2.868 Suku Terasing di Papua


Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menemukan 2.868 suku terasing, yang tersebar di empat kabupaten.

Temuan menarik diketahui setelah petugas sensus penduduk tahun 2010 terjun ke lapangan pada bulan Mei lalu. Dari hasil pendataan diketahui mayoritas suku-suku terasing ini tersebar di Kabupaten Mappi, Yahukimo, Asmat dan Bouven Digoel.

Kepala Bidang Sosial BPS Papua Suntono menuturkan, akan ada penambahan jumlah suku terasing, tetapi yang menjadi kendala adalah informasi akan keberaadaan suku terasing ini diperoleh dari siapa.

“Data 2.868 ini kita dapat dari penginjil setempat, kemudian kita lakukan pendalaman ternyata benar, tetapi untuk jumlah itu, dipastikan akan terus bertambah hanya saja siapa yang akan memberikan informasi keberadaan mereka,” ujar Suntono kepada wartawan di Jayapura, Selasa (22/6/2010).

Kehidupan suku terasing ini, jelas Suntono, sehari-harinya mereka menetap di atas pohon yang dibuat merenyupai rumah. Tanpa sehelai pakaian yang melekat pada tubuh mereka, suku terasing di Papua ini mengkonsumsi buah dan dedaunan sebagai makanan sehari-hari.

“Mereka juga tidak bisa berbahasa Indonesia, tetapi untuk berbicara dengan orang asing, mereka menggunakan penerjemah,” lanjut Suntono.

Agar dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya, suku terasing ini memanfaatkan lingkungan sekitar untuk berburu. “Berdasarkan kriteria kehidupan mereka itulah, BPS menyatakan mereka adalah suku terasing di Papua,” lanjut Suntono.

sumber : klik disini